Senin, 19 Agustus 2019

Menunggu waktu


Aku sudah tahu waktunya kapan dan berapa lama lagi detik yang tersisa
aku juga tahu, aku tidak akan sanggup menghadapinya. dan berpura-pura tidak akan terjadi apa apa adalah suatu kesalahan, hanya akan memperbesar rasa dan semakin berat melepaskan. aku tahu itu, aku tidak akan berpura-pura kuat.

akhirnya aku menerima, dan menjalani waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya
aku bahkan sempat memposisikan diri seakan memang sudah waktunya, sudah pergi, sudah jauh, tidak ada yang bersisa. tapi memang masih ada sosoknya yang terlihat, dan itu kembali mengingatkanku bahwa dia memang belum pergi.

aku coba saja untuk menikmati waktu yang tersisa
merekam gurat wajah yang malu sekali kulihat
menyimpan suara dan caranya memaknai hidup
membiarkan moment disaat jarak diantara kami terlalu dekat

astaghfirullah, Ya Allah aku benar-benar takut
aku sama sekali bukan takut kehilangan dia
tapi aku takut caraku salah padanya
apa yang terjadi atau akan terjadi, pernah salah dengannya

Ya Allah, jika nanti memang bukan dengannya, semoga Engkau maafkan aku atas segala kesalahanku dengannya.. ya Allah, aku takut Engkau kecewa padaku
hal keliru yang kulakukan sudah tak terhitung dan itu membekas, ya Allah.. ternyata tidak semudah itu mengendalikan rasa ini.. mengapa aku tak hiraukan peringatan dari-Mu..

ya Allah, apa yang telah dititipkan adaku ini indah dan luar biasa
maafkan aku jika aku slaah dalam memahaminya
maafkan aku jika aku tidak sedewasa itu mengelolanya
maakan aku jika aku salah dan justru mengambil manfaat yang sesaat darinya
maafkan aku jika justru aku mengotorinya
Astaghfirullah Ya Allah maafkan aku

mungkin saja, engan dititipkannya rasa ini, Engkau memintaku untuk belajar, belajar menyimpan rasa dengan tulus. tanpa perlu balasan apapun
belajar menahan, dan menolak hal yang lebih
bukan menerimanya dan menikmati yang salah ini

bukankah dia tidak perlu tau seberapa besar cintamu padanya ?
lagi pula, dirimu sendiri tahukah seberapa besarnya ?
semuanya tidak akan menjadi luar biasa jika dinyatakan sekarang, tidak ada yang spesial
aku tahu, kemungkinannya akan sangat kecil
akan ada dunia baru nantinya
lingkungan baru
dan orang baru dengan peran baru
dan mungkin dia akan tergantikan
tapi bukankah level itu yang tinggi ? level melepaskan..

aku sudah belajar banyak darinya, banyak sekali. bakhan beberapa kali melukainya, stelah merepotinya, mengganggunya, membingungkannya.

Allah akan memberikan tempat terbaik untuk melabuhkan semua rasa ini.

jadi, bersabarlah..



Apakah akan sama rasanya, ketika kepergian begitu nyata didepan mata ? Sedangkan hal yg dilepas nyatanya tidak sedalam itu digenggam
Dalam keabu abuan ini, masih saja aku kelu memaknainya
Membacanya sebagai anugrah ataukah teguran yang menyakitkan
Aku mau diam saja, aku tak mau salah melangkah
Aku tau akan lebih menyakitkan jika terlalu dalam dan jauh salahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar