tadi malam mimpiku aneh sekali aku masih terbangun dalam keadaan sangat menakutkan
aku tak ingin menjelaskan kronologisnya, karena itu suatu kondisi yang menyeramkan, namun terasa sekali lukanya
rasanya seperti : dirimu ditengah keputusasaan hidup, menerima takdir yang menghimpit, tidak bisa memilih selain menerima. dan sepertinya aku sangat diujung tebing, kalau maju, jatuh sudah.
rasa bersalah menghimpit, membuatku seakan seperti menjadi orang terjahat di dunia, yang menghancurkan hidup beberapa orang yang kucintai.
mimpiku itu, aku masuk dalam kehidupan suatu keluarga, keluarga dekat bahkan. lalu entah ada peristiwa apa, aku jadi harus diantara mereka, dan merekapun tidak bisa meninggalkanku. aku tidak mau, tapi aku tidak bisa menolak keputusan itu. dan akhirnya, yang perempuan merelakan tempatnya dan yang laki-laki membagi hatinya. haduh, entahlah, tapi aku sangat sakit saat itu, sangat tercekat, tak bisa apa apa. kami sama-sama menahan pilu yang membuat flek dalam keluarga.
posisi itu, aku duduk tak berdaya. sungguh terasa kerelaan dalam hati si perempuan, kerelaan untuk membagi tempatnya denganku. dia memelukku, seakan memberi kekuatan dan mengabarkan bahwa dia ikhlas menerima keputusan itu. dan rasanya seakan aku sedang memeluk kak wanda. dan aku meminta maaf, setulusnya. aku benar-benar meminta maaf telah mengganggu hidupnya.
setelahnya, berganti orang yang memelukku. kini lelaki itu yang datang. aku hendak menolak, menangis dan menangkis tidak ingin dia mendekat. tapi saat itu kami tau,kami sama-sama terluka atas ini. dia kubiarkan memelukku, lalu akhirnya kami menangis bersama. dia mengatakan, dia tidak tahu kedepannya akan seperti apa, tapi akan dia coba lakukan. dan aku lagi-lagi menangis, membiarkan dia seutuhnya menempel padaku,dan kami sebegitu dekat dan pilunya menahan rasa ini.
setelahnya, aku memeluk bapak. sangat mengatakan bahwa aku lemah dan sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. dan bapak, seperti biasa menguatkan. membuatku bisa menerima takdir seperti ini. dan lalu, sudah. mimpiku berakhir dengan cahaya yang menerobos memenuhi mata, kulihat jam sudah pukul tujuh, dan aku bersiap berangkat ke kampus.
dalam sekali luka itu, entah apa dan mengapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar