Aku menemukan sosok misteius kedua dalam hidupku,sejauh ini
hahaha.
Dia beda dengan sosok misterius yg pertama. Orangnya cukup
tinggi,kurus,putih, matanya coklat,rambutnya sedikit tebal. Meskipun terlihat
dingin, dia ramah kepada setiap orang, sangat perhatian dan mau diajak berbagi.
Selalu ada saat dibutuhkan dimanapun. Ia sangat baik,hingga banyak orang salah
mengartikan kebaikan yg diberikannya. Tapi dibalik itu semua, dia sangat
tertutup dan pendiam. Sesekali termenung seperti tengah memikirkan sesuatu,
agak sensitif dan moody. Tidak pernah tersenyum bila sedang sendiri, namun
senyumnya akan sangat manis bila tengah berbincang dengan orang lain,walau
hanya setipis benang. sulit membaca ekspresi mukanya, hanya datar dan dingin.
Tidak ada yg berani menanyakan masa lalunya, meskipun sebagian orang sudah tahu
apa yang dialaminya.
Aku bukan siapa siapa untuknya. Hanya teman,tidak lebih
tidak kurang. Aku tidak menyimpan rasa untuknya,seperti yang dilakukan gadis
lain diluar sana. Tapi aku ingin melihatnya bahagia, melihat dirinya tersenyum
tanpa beban. Sepertinya sulit sekali membuatnya tertawa lepas, karena dia tidak
pernah melakukannya. Tapi entahlah, aku ingin melakukannya. Dengan cara apa aku
pun tak tau. Kisahnya sungguh pilu jika kau tau, tapi aku tak ingin
membahasnya. Dia termasuk orang kuat yang pernah kukenal. Mungkin aku merasa
iba ? atau prihatin ? tidak semenyedihkan itu sebenarnya. Hanya saja aku ingin
melihatnya bahagia..
FFF
Entahlah perasaan macam apa ini. Ketika kau merasa memiliki
sekaligus menyayangi. Bahkan hingga
detik ini aku masih merasa dia bukan siapa siapa bagiku, atau lebih tepatnya
aku yg bukan siapa siapa baginya. Tapi disisi lain, aku merasa akulah proiritas
baginya.
2 tahun bukan waktu yang cepat untuk mengenal lebih dalam seseorang
yang baru hadir dalam hidup, bukan pula waktu yang cukup lama. Tapi itu cukup
untuk menemukan sisi nyaman dari seseorang.
Dan kau telah menemukannya.
Aku tidak ingin membawa perasaan seperti ini, dan aku harus
meyakinkan diri bahwa buka perasaan seperti itulah yang kini kubicarakan.
Bukan. Ini tentang ikatan. Ikatan yang semu, seperti bukan sebuah ikatan. Sejauh
ini aku merasa ini hanyalah sebuah kesamaan.
Aku mengerti bahwa ini adalah sebuah ujian bagiku. Menghadapimu
dengan semua sifatmu yang menyentuh hati. Tapi aku selalu ingat bahwa aku belum
halal bagimu. Tidak akan dengan mudah aku jatuhkan perasaan ini, bahkan untuk
dirimu,yang jelas jelas menganggapku tidak lebih. Akupun menganggapmu tidak
lebih. Rasa sukaku tidak bertambah sedikitpun, sejak saat itu. Kini tumbuh rasa
lain yang lebih indah.. persaudaraan, kasih sayang,peduli. Yang bahkan hal hal
itulah yang tidak kuberikan pada orang lain.
Sebaik apapun dirimu, semanis apapun perlakuanmu, sepeduli apapun
dirimu padaku, tetap saja kau belum halal bagiku, jadi aku tidak pantas merasa
bahwa kau adalah milikku.
Aku memilikimu sebagai saudara, tidak lebih untuk saat ini.....
Aku merasa lengkap denganmu, tapi tau apa aku tentang hal seperti
itu. Hanya sebagian kecil dari potongan hidupmu.
Mungkin, dua atau tiga tahun lagi, bisa saja aku hanya daftar
teman yang kau lupakan, yang hanya kau ingat kembali ketika membuka lembaran
masa SMA. Ya, bisa saja terjadi. Biasa saja akupun melupakan mu, melupakan
bahwa hari ini aku memikirkanmu. Memikirkan berbagai spekulasi mengapa kita
dipertemukan, yang harusnya tidak kupertanyakan. Aku harusnya mengambil
hikmahnya saja. Hikmahnya adlah, karena kau, aku melihat mu seperti diriku
dalam wujud yang lain. bukan, itu bukan hikmah, itu harapan. Hikmahnya adalah,
karena saat ini aku membutuhkan orang sepertimu untuk menyelesaikan maslaha
yang kuhadapi saat ini. Hanya itu.
Ketika semua kepedulian menjadi alasan untuk menimbulkan celah
yang lain
Ketika semua terasa gelap, mungkin lewat dirinya lah cara Allah
menolongku saat ini.
FFF
Hai sosok misterius dalam hidupku, apa yang kau pikirkan diluar
sana ?
Aku... entahlah.. sosok, bolehkah jika aku menyimpan sesuatu
untukmu ?
Jujur saja,sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah terpikat
olehmu..
Andaikan bangunan sekolah dapat bicara, andaikan pepohonan dapat
berkata, dan andaikan masjid dapat menjelaskan, mereka mungkin saja akan
tertawa melihatku, mereka saksi bisu dari perjalanan perasaan ini.. tapi Allah
lah yang lebih mengetahui apa yang kurasa, apa yg terjadi saat ini, dan yang
akan datang, masyaAllah..
Hai sosok, entahlah mengapa tak bisa terbayangkan bila suatu saat
nanti dirimu menghilang dari pandanganku yang terbatas ini.
Tidak ada lagi yang dtaang menghampiriku
Tidak ada lagi yang memanggilku dibalik pintu
Tidak ada lagi yang berjalan disampingku
Terima kasih pada Zat Yang Maha Kuasa yang mempertemukan aku
dengannya, entahlah siapa dia dahulu, siapa dia sekarang,dan siapa dia dimasa
yang akan datang, tapi aku senang pernah mengenalnya dengan baik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar