Ya Allah aku masih rombeng sana sini
Mengapa Engkau biarkan aku masih berharap pada manusia ?
Ya Allah mengapa hati ini yakin bahwa itu semua untukku
pdahal tidak ada alasan yg kuat unutk itu
Benahilah pikiranku Ya Allah
Dan penuhkanlah hatiku oleh dzikir pada-Mu
Kuatkanlah hatiku agar aku yakin bahwa yang terbaik ada di
tangan-Mu
Sama salahsatu makhlukmu itu
Sepertinya ada setan diantara kita,yang terus membisikan
sesuatu yang tidak terjadi
Mungkin itu ujian, untuk melihat siapa yang aling kuat diantara
kita
Aku tak ingin menjadi lemah Ya Allah, aku tak ingin
lengah,kalah.
Aku ingin kita bisa dekat dengan wajar, dekat mungkin lebih
dekat dari yang lain, tapi tanpa ada rasa harap,
Ya Allah aku ingin,sangat ingin untuk dekat dengannya,
dengan hatinya dan jiwanya. Entahlah, dia terlihat unik bagiku,tapi aku tak
ingin jatuh pada hal yang tidak seharusnya
Mungkin akan terasa asyik sekali jika aku bisa dekat
dengannya tanpa ada semacam rasa canggung atau sebagainya,
Dan sejujurnya itu semua hanyalah perasaan yang kubangun
sendiri
Aku sibuk sekali membangun benteng dari berbagai paradigma,
yang jelas akan rubuh karena kerapuhannya
Dan ketika dihadapkan pada situasi yang ada, aku kembali
menematkan diri seolah memang itulah yang sebenarnya. Itu yang terjadiyang
sejujurnya itu hanya harapan belaka.
Jika saja aku tahu maksud apa yang ada dibalik semua ini,
mungkin aku dapat mengerti semua tanda yang sedang kueja kini. Aku sulit
membaca. Aku tak bisa menafsirkan dengan mudah hal yang telah diisyaratkan.
Ya Allah, aku tahu waktuku hanya sebentar di dunia ini,
entah itu akan sampai menuanya aku atau ebih cepat lagi. Entah sempat menikah
dulu atau tidak. Enta sempat bertemu dulu atau tidak. Semuanya belum tau kapan,
tapi mengapa hal yang belum tentu itu justru memenuhi pikiran ? bahkan bisa
jadi pula yang memenuhi pikiran ini suatu saat akan hilang tertiup
angin,hilang. Tak berbekas. Lebih baik pikirkan yang pasti terjadi,mati..
Bisajadi kita fokus pada satu hal,tapi tidak memperhatikan
hal penting yang justru begitu dekat,jodoh misalnya,dan rezeki..
Dia tuh biasa aja tauuuuuu
Kepekaanmu ini jangan berlebihan
Andaikan semua yang aku rasa ini benar benar nyata, ini akan
menjadi cuplikan sinetron yang indah
Tapi sayangnya ini realit, tak usah pakai garam..
Tadi adalah moment yang hmmmmmmmmm
Pada akhirnya aku datang dan melihatnya. Ia berdiri di
tengah lapang,menjadi penengah diantara dua pihak. Membawa secarin kertas
berwarna dan peluit di kirinya sembari menatap benda bulat bergerak itu.
Awal pertemuan itu sangat kuingat, mata itu merah dan
menatap nametag dibaju kananku, aku hanya dia saja. Dia sedang menghitung. Pun
selanjutnya, dia berbalik sekedar untuk menghitung kami. Hanya itu yang
kuingat. Terakhir, dia menunjukkan wajah amarahnya didepan kami yang tak tau apa
apa.lambat laun aku mengerti, lalu diam. Sejak itulah dia memperkenalkan
dirinya sebagai seseorang yang emosional. Aku memendamnya,dalam dalam.
Kini, setelah sejauh ini, apakah aku harus menyesali diri
karena telah memulainya ? memulai semua yang bahkan sejak awal sudah kuketahui
lubangnya. Aku membiakan diri ini terperosok,jatuh perlahan. Seakan semuanya
akan baik baik saja, seakan didasar jurang sana akan ada tumpukan bantal yang
nyaman, meskipun aku takut,sangat takut terjun dari ketinggian. Berkali kali
kaki ini meronta, mengatakan berhenti dan segera berbalik arah, pun demikian,
banyak pula yang membuatnya kembali pada lubang yang sama. Entah kini sudah
sampai mana,sudah sejauh apa dari titik awal,atau akhir.semua yang ada pada
dirinya kembali menarik kaki ini, tapi logika berkata tidak. Ini bukan jalan
yang baik. aku tahu, jelas. Berada dalam kabut ditengah hutan,sangat abu abu,
siapa pula nyang hendak berlama lama disana ? jelas aku ingin beranjak, tak
ingin terlalu lama seperti ini. Sudahlah cukupkan saja, aku ingin mebali pada
cahaya itu. Kau dan semua perasaan itu, hilang sajalah. Aku tahu ini akan
seperti dulu lagi, aku tahu. Karena tidak ada yang berbeda dnganku, tetap saja
ini semua adalah kesalahanku. Kesalahan dalam mengartikan maksud baikmu. Dan
aku selalu begitu. Aku tahu ini akan terus menerus mengujiku. Cukuplah sampai
disini, terlalu lama aku menghabiskan waktuku disini. Tidak ada yang berbeda,
semua sama. Kau, dia,mereka, hanyalah ujian saja. Dan akku ingin segera
kembali. Aku inigin bersih,suci. Karena mata ini akan dipertanggungjawabkan
pada pemiliknya kelak, pun sama, bibir ini, wajah ini, tangan kaki ini, dan
hati ini.. nanti apa yan aku dapat jelaskan nantinya didepan pencipta-Ku ?
Ampunillah aku ya Allah..
Ya Allah aku ingin menutup perasaan ini
Semua laki laki itu sama. Kalaupun itu beda, mungkin itu
yang disayang Allah.
Aku bakal dapet seseorangyang terbaik buat aku, buat
melengkapi aku. Entah siapa dan seperti apa. Semoga yang lalu hanya menjadi
kenangan.
Allah Maha Baik. Allah tergantung gimana usaha kita.
Mungkin ini jawaban dari angan anganku. Aku selalu berdoa..
“Ya Allah, aku ingin diberikan yang terbaik. Sisakan aku
satu Ya Allah.. ikhwan yangbblablablablalbla untukku”
Aku meminta seperti yang aku inginkan.
Hey, biarkan aku cerita.
Suatu hari aku dipasangkan dengan seseorang untuk menjalani
amanah bersama. Seiring berjalannya waktu, semakin aku berkaca bahwa aku sangat
tidak pantas untuk berdiri bersamanya. Kulihat dia tampak baik dimataku,
keislamannya, kepemimpinannya, caranya berbicara, batasannya, sepertinya dia
lengkap dan mapan. Sedangkan aku ? apalah aku yang masih rombeng sana sini,
mungkin orang lain melihatku bahagia dan mapan sepertinya, tapi hatiku ? hanya
Allah yang tahu.. aku sangat rapuh, dan sangat butuh bimbingan, pertolongan..
dan aku sangat minim ilmu dan pengalaman.. ahhh tak sampai hati aku memikirkan
bagaimana Allah menjagaku, bagaimana Allah menutupi semua aib aibku, Ya Allah
betapa Engkau menyayangiku..
Kau jadikan aku menempati posisi ini, posisi yang menuntutku
untuk bergerak lebih, dan merubah dri untuk menjadi sebaik aiknya panutan.
Ahh... bantu aku Ya Rabbi, bantu aku yang lemah ini..
Masih pantaskah hamba meminta yang terbaik dari-Mu untukku
sedangkan aku tidak mengusahakan yang terbaik untuknya ? apakah suatu saat
nanti dia yang akan mendapakanku tidak akan merasa kecewa atau menyesal ? arena
ku tidak seperti yang terlihat..
Masih tidak malu kah aku untuk meminta yang sholeh sedangkan
aku biasa saja ?
Masih mau kah aku meminta yang bagus mengaji nya sedang aku
masih terbata bata
Masih pantaskah aku meminta seseorang yang kokoh iman dan
hatinya sedang aku masih rombeng ?
Masih pantaskah aku mendapatkan seseorang yang jauh sekali
dariku ?
Bangunlah !! pantaskan diri untuk Allah.. masa mau gini gini
aja ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar