singa Allah
ternyata aku juga pengecut. ternyata aku juga lemah. tenryata ujian itu datang berlapis-lapis.kumpul pagi ini menyindirku sungguh dalam.
bukankah singa tidak pernah mengaum untuk menunjukkan kekesalannya? bukankah singa tidak mengganggu semut kecil yang menghalangi jalannya? bukankah aumannya ditujukan untuk sesuatu yang lebih besar? tantangan yang lebih besar?
apa bedanya aku dengan dirimu yang hilang? kita sama sama lemah. kamu lemah untuk kembali, dan aku lemah untuk menahan luapan emosiku karena kau tak kunjung kembali. dan ketika kau kembali, rasanya seperti aku baru saja kalah. aku baru saja meluapkan banyak hal, aku baru berpuas-puas diri menceritakan banyak kesalahanmu yang ternyata menjadi ujian bagiku. lalu kini, yang menang siapa? kamu berhasil melawan diri sendiri dengan kembali, dan aku? aku terlanjur basah oleh amarah semalam.
harusnya kembalimu menjadi pembasuh penantian, harusnya kembalimu menjadi sesuatu yang melepas dahagaku. tapi kini rasanya aku malu. aku malu karena telah melempar banyak sekali prasangka buruk padamu. padahal semua itu seharusnya sebisa mungkin kutahan dalam dalam. ternyata singa sekuat dan seberani itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar