Lalu hari ini, kekerenan selanjutnya Allah tunjukkan padaku dengan cara yang lain. Cara yang membuatku lebih berani. Cara yang menjawab hal ahal yang belum terjawab sebelumnya. Cara yang Allah turunkan dengan cinta.
Siang ini Allah kenalkan padaku tentang sesosok pemuda, dua tiga tahun lebih tua dariku, sepertinya. Lewat diskusi online, tentang dakwah dan cinta. Caranya menyampaikan sangta memikt, tepat sekali. Iya sih, anak seni. Sesederhana kehadirannya, membuatku bersyukur. Bahwa tarbiyah itu luas sekali. Dan kesatuan visi akan dakwah ini ternyata dimiliki banyak orang diluar sana, masyaAllah.. aku semakin yakin, banyak roang-orang sevisi, yang bergerak dalam kebaikan. Lalu, kutemukan sebuah video yang beliau buat, tentang pernikahan. Aku kira target dakwahnya memang anak muda kalangan remaja dewasa yang menikah, tentang perasaan dan cinta dua insan seperti kebutuhan orang-orang yang berada pada tingkatan yang sama. Ternyata.. ternyata lebih besar dri itu.
Video itu merekam sebuah pengabdian, dan realisasi langkah dalam dakwah. Juga sebuah bukti, bahwa kreatornya sudah berada pada level yang lebih jauh lagi dari sekadar cinta dan perasaan. Sudah selesai dalam dirinya, dan sudah memikirkan dakwah level up, level yang lebih tinggi. Kemanusiaan, pengabdian sosial. Berguna bagi sesama. Ahhh... semakin membuatku merasa banyak sekali yang belum aku lakukan. Dan dibanding dengan kekerenan sebelumnya, kekerenan ini menyadarkan bahwa, iya, aku sadar kenapa aku disini. Kenapa aku harus statistika, kenapa aku harus sosial, kenapa aku harus dilibatkan pada lapangan dakwah. Karena semua itu adalah bekal untukku beribadah, menjadi sebaik-baik manusia utnuk manusia lain. Karena itu ‘aku banget’. kenapa aku mau sih bersusah payah, berempati sama orang, menyisihkan waktu untuk memikirkan hajat hidup orang lain, kenapa ? karena aku mau bukan ? karena aku dititipkan rasa itu. Rasa yang mungkin belum semua orang punya. Empati. Lalu, kelebihan itu dilengkapi dengan pemahaman bahwa kamu harus bergerak, kamu harus berdakwah. Kamu perlu mensyiarkan kebaikan. Perlu. Dan kamu dibekali untuk itu. Untuk menyentuh hati manusia, untuk mengemas hikmah dan pembelajaran dan memberikannya pada masyarakat luas yang membutuhkan kesadaran. Dan terlebih lagi, kamu dimampukan. Dimampukan untuk melakukan sesuatu dengan skala global, dengan bukti yang lebih kuat dan rinci, dengan ilmu, dengan data. masyaAllah, sungguh tidak terasa bahwa kamu memang orang yang terpilih utnuk menjalani ini semuaaa, ini.. inii... kamu yang mampu. Ini jalanmu.. jalanmu bukan untuk memenangkan penghargaan, itu pun sebenarnya bisa kamu raih sebagai tambahan, dan tidak perlu diperdulikan. Tapi jadikan prestasi itu sebagai upaya untukmu meraih kedekatan denganNya. Menjadi bukti bahwa manusia yang Allah ciptakan dengan oragn tbuh lengkap dan otak yang baik ini digunakan dengan sebaik-baiknya. Iya, benar. Dan keunikan ini tidak mudah dimiliki orang lain kan ci.. :)
Iya.. benar. Memang seharusnya pengabdian ini benar2 seutuhnya. Semaksimal mungkin dengan kesempatan yang dimiliki saat ini.
Kemarin2 kamu kemana ? memikirkan perasaan dan cinta ? melewatkan kesempatan emasmu menjadi pemuda yang belia ? coba di set lagi prioritasnya ci. Disibukin lagi pikirannya. Up level pemikiran kamu. Mari berbenah, masih banyak yg perlu dilakukan. Masih banyak yang harus dimaksimalkan. Memang tidak langsung merubah dunia, tapi bisa dimulai dengan merubah dirimu sendiri. Memaksimalkan apa yang sudah dititipkan padamu saat ini.
Alhamdulillah, alhamdulillah..
Mari berkarya, mari bergerak. Karena kita pemuda.
Untukku, dalam dua-tiga tahun kedepan.
Kita lihat, sudah seperti apa dirimu kelak. Ketika orientasimu sudah bukan lagi tentang dirimu sndiri, tapi tentang umat dan kejayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar