Kamis, 30 Juli 2020

pemilihan raya



saat itu aku tahu, aku diproyeksikan ke suatu tempat. tapi aku dan zidna, mendaftar ke suatu kepanitiaan yang sama dengan tujuan yang berbeda. entah dengannya, tapi tujuanku saat itu : ingin terlibat.

memasuki ruang wawancara, lalu ternyata, epan. wahahah. ingin santai tapi suasana hanya berdua dalam ruangan, ditambah saat itu terasa ikhwan-akhwat vibes, tapi akhirnya aku membawanya mengalir.

"aku ingin ikut membantu mencari pemimpin, di tiap kelas-kelas"

hanya itu yang kukatakan padanya.
yang sebenarnya niatku adalah :
mencari suasana baru, membandingkan ritme kerja di organisasi umum, juga menjaga temanku, thor.

ketidaksengajaan dan kesempatan itu membawaku lebih kenal dengan ketuanya. yaa, salah satu penggerak yang lahir dari rahim dan pemahaman yang sama. Jadi begitu ya, kak, caranya bersiyasah. tapi diluar itu semua, dia benar-benar menunjukkan menjadi pemimpin dari hati. terasa sampai staf yang hanya memegan sapu seperti aku. dan dari kepanitiaan inilah aku memahami, bahwa sekecil apapun kontribusimu, kamu dibutuhkan dan disayangi, dianggap ada. sekecil apapun amanahmu, kamu terlibat, kamu akan puas dengan pencapaianmu ketika telah menyelesaikannya dengan sempurna, bahkan dalam amanah sekecil apapun itu. dan satu lagi, sesederhana sie logistik, mulai saat itu tidak akan aku remehkan sedikitpun. pekerjaan sederhana itu sungguh mendebarkan jika dianggap sepele. juga perjuangan dibalik sekotak kue diatas meja itu, tidak ada yang tahu kecuali seseorang yang rela bangun lebih pagi, memilih kue sesuai harga, menimbang kelayakannya, membungkusnya lalu akhirnya kue itu dibawa oleh seseorang yang entah siapa, sampai kepada penerimanya. puas.

dibalik kata pemilihan akbar, pesta besar yang diadakan itu, aku tahu satu hal. memantik cahaya dan jiwa kepemimpinan di tiap kelas, lebih membuatku berguna. terimakasih pemira.