Pagi itu, menjadi pagi yang tak akan kulupakan.
Aku tahu, saat itu adalah saat saat terakhir dari pertemuan kita kan ? pertemuan biasa tapi kali ini bukan biasa. Pagi itu aku bangun dengan kesadaran penuh bahwa kau akan pergi, kak.
aku sedang tidak menunaikan sholat, dan terbangun ketika suara iqomahmu menggema.
bagaimana bisa, rasanya seakan suara itu akan terakhir kali kudengar sebelum kau pergi,entah kemana. suara panggilan sholat itu seakan menjadi panggilan terakhir, yang kudengar darimu. alam bawah sadarku ternyata berfungsi meskipun mata ini terlelap. dan akhirnya bangun ketika mendengarnya. lalu apa ? basah semua wajah, seakan baru menyadari kalian sudah berkemas untuk pergi, meninggalkan kami..
aku tahu, Allah akan mengirimkan penolong2 lain setelah ini,
maafkan aku yang terlalu nyaman untuk membagi banyak hal denganmu, kak
rasanya sulit sekali menyadari kepergianmu, dan bagaimana jika kau benar2 pergi nantinya ? kukira aku akan menangis saat wisuda, tapi Allah Maha Adil, aku tidak diminta untuk melihatnya.
mungkin saja.. suatu saat nanti aku akan lebih sering mengetahui kabarmu dari ig, story, atau media lainnya. dari doa kemungkinan.
tapi yang perlu kusiapkan adalah, aku harus menerima jika suatu saat nanti akan ada undangan pernikahannya :) dengan siapapun itu, kuharap dia bisa melengkapinya menuju surga, aamiin..
lalu aku ? melanjutkan hidup lah. masih banyak yang harus diexplore ata dipelajari..
hhhh, mari, kita coba untuk tersenyum diatas perpisahan
tersenyum saja.. tersenyum saat melihatnya seakan duduk di kursi mie aceh
tersenyum saat seakan mendengar suaranya dibalik hijab
tersenyum ketika melewati jalanan yang biasa dia lewati
tersenyum saja, tidak apa..