Kamis, 15 Februari 2018

sinetron

sepertinya kini hidupku benar-benar sebuah sinetron. Cuplikan yang pernah kulihat atau terbayangkan dahulu memang benar terjadi, beberapa bahkan tidak pernah kusangka-sangka akan terjadi padaku.

mungkinkah kehadirannya sama seperti yang lain ? sesaat.

indah, sungguh indah ciptaan-Mu itu. Entah bagaimana menjelaskannya, karena memang benar kita harus menjaga. Sulit sekali, tapi harus.

aku kembali diingatkan,
oleh gelitik gelitik tarikan itu yang mengalir lewat obrolan sekilas
oleh pertemuan pandangan sekian detik itu
oleh munculnya kemungkinan yang tersuarakan dari hati

terbawa kembali pada rasa disudut hati
rasa yang sama seperti dengan yang lain
sama, semu
bias,hanya singgah

mungkin semua itu merangkai pemahamanku
menjadikanku melihat dari berbagai sisi

entahlah,kurasa pada titik ini aku akui dan sadar, kita tidak bisa lari darihal semacam ini,kitaakan terus diuji, dengan kondisi-kondisi yang membuat kita untuk memilih. pada akhirnya kita sadar,pilihan itulah yang membentuk kita.membangun prinsip atau menggoyahkannya untuk menguji kekokohannya.

kehadiranmu adalah ujian,yang menguatkanku apabila aku menghadapinya dengan benar.

kita adalah kunci, terbuka ata tertutupnya pintu kemaksiatan
seorang lelaki yangdatang,entah berniat untuk lama atau sebentar,tetap tidak akan bisa memasuki hati jika kitatidak membiarkan pintunya terbuka.

bagaimana mengendalikan perasaan membuncah ketika perhatian itu terasa ?
menolaknya bukanlah hal yang tepat menurutku,
karena sampai kapanpun tidak bisa membunuh perasaan sendiri.
menerimanya lebih baik, dan menyimpan rapat-rapat menjadilangkah yang tepat selanjutnya.

menjadikan dirimu istimewa, tidak tersentuh, tidak terselami.
biarkan yang benar-benar istimewa yang datang, dengan cara istimewa, bukan hanya kehadiran sesaat seperti selama ini.

tak apa, bukankah itu fitrah? mengapa harus kau tolak perasaan itu ?
bersyukurlah kau masih bisa merasakannya, mudah merasakannya,maka kembalikan semua perkara itu pada sang Pencipta, kembalikan,ceritakan semuanya,pasrahkan.karna kita hanya bisa menerimanya. mengenai sikap yang kita ambil ? menunggu, Yang Maha Cinta lah yang menentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar