Aku tahu sebentar lagi bibit ini akan tumbuh, tapitenang
saja, saat ini aku sedang menyiraminya dengan kehangatan sembari membangun
gerbang besar disekelilingnya agar dia aman.
Hey aku tidak bisa, aku tidak mampu. Aku bukanlah pengatur
perasaan, maka kuputuskan untuk membiarkannya, yang bisa kulakukan hanya
menjaganya, agar semuanya tumbuh tanpa terlihat. Sulit memang, tapi itulah
tantangannya kan ?
Biarlah hanya aku dan Allah yang merawatnya.. kubiarkan dia
mengkristal dan tetap hangat dalam gerbang itu. Suatu saat kau akan menemukan
kuncinya, ataupun jikalau bukan dirimu, seseorang akan membukanya dengan gagah
dan kubiarkan semua yang tersimpan menjadi miliknya seutuhnya.
.
.
Mt.manglayang |
Aku lelah, jujur. Menahan diri untuk tidak melihatmu. Ah,
bagaimanalah cara yang tepat untuk mencinati tanpa membakar diri sendiri ? jika
ini bomerang, biarlah aku simpan saja. Dengan kau mengacuhkan, membuatku
semakin tersiksa untuk melihat kenyataan.
Bukankah rasa sakit itu indah ? ketika hanya pada Allah lah
kau mengadukannya.
Baiklah, kupasrahkan semua ini pada Allah.. biar Allah yang
menjaga diri ini..
.
.
.
Jika kau tahu, senyuman manisku bukan hanya sekedar sapaan
semata. Entah sesuatu bercampur didalamnya. Apakah aku menghianati pertemanan ?
Bukankah aku sendiri yang mengingatkan untuk tidak merasakan
terlalu jauh tentang itu
Ahh
Sudah sudah, dia kakakku. Dan itu cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar