Ada yang percaya aku bisa jalani
ini. Ada yang menangis bersyukur karena hal yang ku dapat ini, bahkan aku saja tidak
merasa sebahagia itu.
Ada yang berat melonggarkan
hubungan yang sudah terikat kuat,hanya karena jarak
Ada mata yang begitu bersyukur
sekaligus tak rela melepas anak sulungnya
Dan kini
Ada jiwa-jiwa baru yang muncul,
hadir dalam hari-hari bagaikan teman lama yang dipertemukan kembali. Seakan merasa
dekat walau hanya miliki waktu yang singkat untuk berkenalan. Semudah itu
hingga merasa jiwa ini saling bergantung satu sama lain
Ada orang baru yang mencoba
mengisi tempat kosong itu. Yang sebetulnya tidak akan pernah tergantikan. Semakin
lama justru semakin tidak rela untuk menggeser posisinya,meskipun aku tahu
pasti dia akan mengukir hal indah lainnya disini
Aku bahagia disini, benar aku
bahagia. Meskipun yang kurasa itu hanyalah sugestiku saja agar hati ini lebih
mudah menerima. Perpisahan bukan lagi hal yang menyakitkan, bahkan aku dapat
menjalaninya dengan senyuman. Kini kepergian itu kuantar dengan lambaian hangat
dikejauhan, seakan bahagia atas kepergiannya dan merasa masih ada waktu untuk
selalu kembali.
Kupikir ini sudah jauh dari
titik awal. Sangat jauh hingga 134 km terpisah dari setiap orang yang biasanya
ada di pagi hingga malamku. Dan kini semua terasa baru. Tapi suatu hari
pemikiran baru datang dan membuka mataku, bahwa ini baru awal. Jika Allah
memberiku umur panjang untuk menyelesaikan setiap opisode hidupku, mungkin
nanti aku akan berjalan lebih jauh lagi. Lebih lama lagi dari 4 tahun ini, atau
mungkin aku tidak pernah kembali.
Perjalanan siang itu membuka
mataku bahwa kini aku harus siap untuk pergi, siap untuk segala perpisahan,
siap untuk jauh siap untuk berkelana. Hey bukankah itu impianku untukk
berkelana ke seluruh penjuru negeri ? bukankah keinginanku untuk menyusuri
pelosok negeri ? untuk mengabdi pada negeri ?
dan ternyata inilah jalannya. Inilah caranya. Tidak harus di IT*, Allah
memberiku jalan lebih baik, lewat STIS. Kamu bisa kok, bapak percaya kamu bisa.
Ini baru awal, dan jangan kecewain harapan itu.
Kata bapak, orang pertama yang
menitikan air mata ketika mendengar kelolosanku sekolah disini, adalah
temennya, itu om rokib. Bahkan selama ini aku tak tahu, kalau ternyata ada
orang2 yang begitu bersyukur atas anugrah untukku itu. Mungkin lebih banyak
lagi yang tidak ku tahu. Ya Allah Maha Besar Engkau, bahkan mungkin jika aku
tau hal yang kau persiapkan dibalik ini semua, pasti hatiku sudah luluh saking
besarnya cinta yang Kau beri untukku.
Atas alasan apalagi aku bersedih
hati kini, semua yang Kau berikan untukku begitu indah. Aku ingat aku pernah berdoa
agar aku bisa mengabdi untuk negeri ini,dengan ilmuku,aku ingin belajar sesuatu
yang bisa diaplikasikan langsung untuk menolong masyarakat dan mengabdi pada
negeri. Aku ingat aku berdoa agar aku berjalan,menyusuri pelosok negeri dan
melihat keindahan nusantara tercinta. Aku ingat aku pernah berjanji untuk
membawa mereka ke podium untuk memberikan sambutan atas keberhasilanku menjadi
mahasiswa terbaik, yang sebelumnya belum kupersembahkan saat SMA. Ya Allah,
ternyata doaku sampai dilangit langit, dan begitu cepat Engkau menjawabnya. Baru
kusadari,inilah jawaban setiap doa itu. Doa doa yang terlontar atas kepasrahan,
atas kerelaan hati untuk mengukuti alur-Mu, dan kini ketika semua sudah didepan
mata, aku harus menerimanya. Iya, inilah jawaban dari setiap doa orang tuaku
setiap malam, agar anaknya selamat dalam hidupnya. Alhamdulillah..
Jadi, sekarang aku harus
bergerak. Menjadikan semuanya terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar