Minggu, 23 Februari 2020

pulih dengan cepat

jadi saat itu aku tahu, bahwa luka yang ada saat ini ternyata tidak sesederhana luka yang dulu bisa sembuh dengan mudah. jadi ternyata luka ini lebih dalam lagi, levelnya diatas luka lain yang waktu waktu lalu dapat pulih dengan cepat.

jadi ternyata, kehadran perannya dan kepergiannya lebih besar dari yang aku kira. dan pulihnya cukup lama. aku baru sadar. ternyata tidak semudah ini mengobati, bukankah aku bisa dengan cepat pulih ?

pelan-pelan.. aku tahu proses pemulihan ini akan berjalan indah, meskipun tidak mudah dan sebentar

adek rasa kakak

awas saja kalo dia membuat break pertemanan ini hanya karena dia atau aku gabisa mengendalikan dirinya. wkwk.

ya memang aku gatau kalau dia tu punya rasa ? he plis deh wkwk. kagum kan ? anggap saja gitulah. bukannya kita sama ya ? tapi sekadarnya. kagum. eh, aku kagum kah sama dia ? hi enggak juga. beberapa sih, sesekali. cuma seneng saja, ga serius.
punya teman yang levelnya lebih dari teman tapi dibawah level serius, apalagi kita sefrekuensi, gampang kalo ada apa apa, wkwk. parah gak ya suci punya yang kaya gini ? kan ga hanya dia saja wkwkw tidak spesial , kok

2.00 tengah malam

"bit, masih bangun ?"
"masih ci, gimana?"
"temenin aku pulang, aku abis dari kos mbak Dhanti di jalan mulia."
"sekarang kamu dimana ?"
"di kos mbak nya"
"oke tunggu 10 menit"

eh, hmm tenang.
padahal aku cuma membersit, ya Allah aku takut pulang sendiri. aku cari bantuan ah. trs dia on, trs aku missed call, trs pc. trs dia dateng dengan sepedanya. coba itu apa yang ada dalam pikirannya ? ya paling2 karna aku temennya, teman circle deketnya, jadi yaudah dia pasti bantu.  ya aku juga, cari bantuan ke circle terdekat. tapi dia org pertama yang aku mintai tolong. ini persis sama kaya kak bay kak dwek, dan skrg otw fufu kayanya. jadi tidak ada ikhwan yang jauh, bener kata ka dwek, kalo kita saling kuat ukhuwahnya, bukannya harusnya lebih deket sama yang udh saling paham ? bukannya enak juga minta tolongnya ? hehehe. ya asal ga baper ya salah satu atau keduanya.

jadi yang penting, pride kamu tertap terjaga, meskipun minta2 tolong. mana ada sih ci hahaha, itu tu membuka banyak celah justru.

tapi tentang bantuan tadi, aku anggap sebagai jalan Allah tolong aku. atau jangan2 ujian, apa aku tetap jaga hati atau engga. aku ambil yang pertama.

melindungi

aku tahu, pertemanan laki-laki dan perempuan itu pasti tidak ada yang murni. tapi aku senang memilikinya, meskipun memang tidak murni, entah sebelah mana. aku memang kagum, pada kawan2ku itu.

suatu hari aku tahu, bahwa kapanpun aku bisa meminta pundak mereka, waktu mereka, tangan dan rangkulan mereka, kapanpun aku terjatuh.
dan suatu hari, aku tahu bahwa mereka tidak akan membiarkanku tersakiti atau terlukai. mereka marah padaku jika aku membiarkan diriku sendiri terluka.

mereka memenangkan hati, saat ini. dan aku tahu itu tidak mudah, membentuk maupun melupakannya nanti, butuh waktu.

perhatiannya bukan sekadar, bukan hanya menjawab rasa ingin tahu. tapi benar2 memastikan, bahwa aku baik2 saja. setidaknya itu yang kurasakan.

"aku ditolak, diminta pulang saja.. aku gapapa sih digituin, tapi aku ga nyangka aja gitu"
".. yaudah gapapa. kamu terlalu baik ci"
"........."

"gmna sih kemarin tu aku kurang jelas kamu cerita apa, tapi aku nangkep sih"
"ya gitulah aku ga nyangka saja dibilang gtu, udah"
"yang ngomong gitu emm ini, cewe atau cowo?"
"hmm cewe sih, ada cowonya jga"

he never let me hurted by people there. gatau sih, anggep saja begitu biar soswitnya kerasa. padahal belum tentu kan wkwkwk

mengalihkan

ho, jadi begini rasanya mengalihkan perasaan. aku jadi benar-benar menikmati semuanya saat ini. ternyata kepergiannya membuatku mensyukuri banyak hal yang masih ada dalam hidupku saat ini.  masih banyak kasih sayang berserakan yang menunggu kupetik. aku memiliki banyak ruang ruang kehangatan dan aku memaknainya. meskipun mungkin mereka tidak, tapi biarlah, aku akan menikmati.. hingga memecahkan rindu jika nanti datang kembali kebahagiaan yang dulu sempat ada, atau melabuhkan semua rindu pada sosok baru nantinya.

he jujur, aku bahagia sekali. kepergiannya sungguh dengan tepat, mempersiapkan support sistem agar ketika dia pergi, aku dilingkarkan dengan sistem yang baik dan kuat. 17 orang menggantikan 1 orang ? tidak sih, tapi aku sayang.

dan lebih jauh lagi, sayang ini lebih suci sepertinya. bukan lagi cinta, tapi sayang, sebagai saudara saudari. sebagai orang-orang yang satu sama lain menjadi alasan menuju surga

menunggu dengan kesadaran

aku dengan kesadaran penuh, sedang menunggu.

menunggu takdir membawaku, menunggu seseorang datang, menunggu waktu kedatangan moment bahagia. anggap saja begitu, agar waktu tidak kulalui dengan hitungan menyesakkan.

aku, sedang menunggu. perjumpaan dengan yang sudah kutunggu2, bukankah perlu dipersiapkan ? agar aku benar2 siap ketika bertemu, menampilkan semaksimal mungkin diriku dan pencapaianku.

ya,kan ?
entah menunggu kematian, entah menunggumu, entah.
menunggu perjumpaan denganMu..

:D
semua, hanya titipan. sedalam-dalamnya aku memiliki, tetap saja semua milik Allah, tidak akan selamanya milikku. Allah yang menggenggam segalanya, maka pasrahkan segalanya padaNya. bukankah hatinya juga Allah yang genggam ? dia bahkan sama sekali tidak memiliki daya untuk mengubah perasaannya, pun denganku.

jadi, yasudah :D

keep on the track

Rabu, 12 Februari 2020

kamu, perempuan ci

aku barus adar, bener. iya bener. aku diuji dengan sosok yang sesuai dnegan makna yang mau Allah sampaikan ke aku.

iya aku diujinya sama ikhwan terus skrg wkwk.
ini ujian kedua, harus lolos. gabisa kaya kemarin, aku labuhkan banyak hal dan aku buka hati dengan lebar, membiarkan aku terluka sendiri.

aku harus punya proteksi. ini kali kedua dan aku harus tetap memegang diri. biarkan dia kepo sekepo keponya, biarin. pokonya kamu jgn kasih apa apa. ya kamu ramah, gapapa. kamu suka gappa, tapi jgn berikan yang lain.


pelan pelan ci, emang gaada yg cepet..

mengulang memori dengan bingkai yang berbeda.
atas apapun memori yang teringat, ambillah sisi baiknya ci. tolong, ya.. ambil sisi baiknya.


aku ingat, tentang PU terakhir denganmu.

kita sholat maghrib isya bersama, kan ? aku jadi ma'mum mu,dengan yang lain.
dibawah hujan rintik, didalam mukena basah kuyup. diatas tanah surya kencana, dinaungi langit berbintang yang bercucur  air. kita tetap menunaikan sholat. aku sungguh senang, saat kau iyakan ajakanku untuk menunaikan sholat dluar, disaat hujan seperti itu. dan kau iyakan dengan anggukan dan senyuman. setenang itu.

terimakasih sudah menjadikannya berkesan.

sampai disini

ceritaku hanya sampai disini, ci.

okey. tidak apa-apa. aku siap, dengan cerita baru suatu hari nanti, atau mungkin tengah kujalani saat ini.

akan kkutemukan janji Allah, dan kupstikan bahwa aku tidak menari-cari hal yang seharusnya tidak kucari, atau belum harus kuketahui.
aku yakin, jika itu perlu, Allah akan segera membisikkannya padaku.
tenang saja, kan ?

sekarang kamu menjalaninya dengan keren, sadar gak sih ci ?
kamu tu menolak, meskipun hatimu senang menjalaninya.
kamu ngga memperpanjang dengan dia bukan ? dan menutup segala celah dengan baik. kam terbuka, tapi tidak memberi hati. padahal kamu tahu jelas hatimu menyukainya. kamu menyimpannya rapat-rapat. tidak membiarkan dia menguasai hatimu. memberi pagar, meskipun pintumu tidak kau tutup. baguslah, kau menerimanya tapi kau tidak membuka celahnya.

dia datang, berkali kali. tapi seakan kau tidak memberi kesempatan untuk dia lebih jauh. karena memang tidak. memang tidak.

oke, i get it.

Semoga menjadi tahapan cinta yang terakhir


entahlah,kurasa pada titik ini aku akui dan sadar, kita tidak bisa lari darihal semacam ini,kitaakan terus diuji, dengan kondisi-kondisi yang membuat kita untuk memilih. pada akhirnya kita sadar,pilihan itulah yang membentuk kita.membangun prinsip atau menggoyahkannya untuk menguji kekokohannya.

kehadiranmu adalah ujian,yang menguatkanku apabila aku menghadapinya dengan benar.

kita adalah kunci, terbuka ata tertutupnya pintu kemaksiatan
seorang lelaki yangdatang,entah berniat untuk lama atau sebentar,tetap tidak akan bisa memasuki hati jika kitatidak membiarkan pintunya terbuka.

bagaimana mengendalikan perasaan membuncah ketika perhatian itu terasa ?
menolaknya bukanlah hal yang tepat menurutku,
karena sampai kapanpun tidak bisa membunuh perasaan sendiri.
menerimanya lebih baik, dan menyimpan rapat-rapat menjadilangkah yang tepat selanjutnya.

menjadikan dirimu istimewa, tidak tersentuh, tidak terselami.
biarkan yang benar-benar istimewa yang datang, dengan cara istimewa, bukan hanya kehadiran sesaat seperti selama ini.

tak apa, bukankah itu fitrah? mengapa harus kau tolak perasaan itu ?
bersyukurlah kau masih bisa merasakannya, mudah merasakannya,maka kembalikan semua perkara itu pada sang Pencipta, kembalikan,ceritakan semuanya,pasrahkan.karna kita hanya bisa menerimanya. mengenai sikap yang kita ambil ? menunggu, Yang Maha Cinta lah yang menentukan. 


benar, kamu benar cii.. kamu benar. kamu harus bangkit,sekarang juga. dirimu sangat istimewa, maka biarlah yang datang adalah sosok yang istimewa, yang berjung untuk menemukanmu.
dia siapaaa, dia bukan siapa siapaaa.. nanti kalo dia dateng lagi juga belum tentu kamu pilih kannnn wwkwkkwkw

dah lah sudah cii, jgn paksain semua kaya yang ingin kamu wujudkan..

jgn merasa kamu membutuhkan dia, jangan.. udahlah..
kali saja dia ngga seberjuang itu ke kamu karna dia ngerasa ngga bisa bersanding dengan kamu. yaudah.. memang kitatu harus belajar dulu.. baru saling datang.

yap, ini yang terbaik. aku menjadi aku, dan aku bangga menjalani diri sebagai aku. tunjukkan kalo kamu bahagia, aku free dari perasaanmu sendiri. kamu bahagia cii, kamu menajdi kamu apa adanya. dan rang2 pun akan bangga karena kamu bahagia.

terimakasih sudah menjadi pembelajaran. selesai ataupun tidak selesai, semoga aku bisa menerimanya dengan baik. dan jika meman belum selesai, semoga Allah memberkan kesempatan untukku menyelesaikannya.

mari jatuh cinta lagi, pada level yang lebih tinggi. pada qur'an. pada Allah.

baguslah dia pergi, kamu akan selalu bergantung hanya padaNya.

biarkan sosok dan kehadirannya membuatmu sedih dan merasa tidak kuat menanggung semuanya, agar kamu berlari hanya pada Allah, pada qur'an.

oke i get it.

berjarak, bukan berpisah


melamun, berpikir, diam. 

terus saja bumi berputar dengan hal yang sama, melamun, berpikir, diam. seakan tidak ada hal lain yang dilakukan. aku sakit jika harus seperti ini terus. tolonglah berhenti. berhenti untuk melakukan hal bodoh,ci.

memang siapa yang bilang kalau kamu punya ruang untuk memikirkan hal ini ?
memang siapa dia dan sepenting apa dia ?
apakah aku tidak bisa menyimpan kenangan yang baik tentangnya ?
kita tu kenapa sih? lebih tepatnya aku yang kenapa !!
mengakhiri banyak hal manis dengan cara seperti ini. kamu pikir aku tidak tersiksa dengan cara yang kupilih ini ?
tapi lebih sakit untuk menerima bahwa aku bukan siapa siapa bagimu.
sakit sekali, sungguh.

membiarkan diriku memberi ruang yang banyak untukmu, tetapi disaat itu juga mengetahui bahwa kau tidak melakukannya untukku.

aku ingin berhenti, sungguh.

biarkan saja semuanya berakhir sesakit ini. seterputus ini, aku tahu ini tidak baik, tetapi lebih menyakitkan bagiku jika harus berpura-pura baik-baik saja dengan dia yang bahagia dengan orang lain.


IYA, BAIK. aku akan berterimakasih
terimakasih atas banyak waktu yang kau luangkan
terimakasih atas banyak hal yang kau bagikan
terimakasih atas hati yang kau beri

maaf, saat ini aku belum bisa berdamai dengan kenyataan. bahwa semua yang kau berikan itu tidak hanya untukku. belum berhak kudapatkan. tidak ada yang menjamin dan tidak ada keterikatan apapun. benar, kan ? bukan hak ku untuk menerimanya.

terimakasih atas banyak makna, atas rasa hangat yang kau tumbuhkan.
Allah tahu, ini tidak baik untukku, maka dari itu mungkin saat ini memang seperti ini saja.

aku belum berdamai dengan diriku sendiri. aku belum menerima kau pergi sejak lama, bahkan sejak ragamu masih ada disampingku. aku tidak bisa dan kenyataannya justru aku yang berlari menjauhimu.

dan lebih sakit lagi ketika aku menyadari, bahwa kau tidak merindukan apa yang aku rindukan.
sepertinya kamu bahagia disana tanpaku. iyalah, siapa aku.

tapi disini, aku belum bisa. belum..

maaf, karena selalu menjadi tempat berlari ketika sedih
maaf, karena selalu menjadi tempat berkeluh kesah ketika berat menghimpit
maaf, selalu jadi tepat bersandar atas segala perasaan yang tak bisa aku tanggung
maaf, maaf. maaf aku selalu mencarimu

seharusnya aku mengapresiasi banyak hal untukmu.
tapi kini rasanya asing, tidak saling tanya. dan it semua aku yang membuatnya. aku yang menjadikanmu asing. kamu pasti bingung dan merasa apakah ada kesalahan yang kau lakukan padaku.

kesalahanmu adalah, kamu terlalu baik. kamu terlalu bersedia untukku. kamu memberi janji yang tak bisa kau tepati. kamu memberi hati yang tak bisa kau beri. kamu oergi. kamu menunjukkan kalau kamu punya seseorang. kamu tahu, aku salah mendefinisikan kasih sayangmu. kamu berhak untuk mencintai, kamu erhak untuk berbagi. dan aku hanya jadi tempatmu berbagi, bukan mencintai.

iya, harusnya aku mengakhir semua dengan baik-baik saja. bukan membiarkanmu pergi dengan hatiku yang masi menganga.

semua ini abu-abu sampai beberapa waktu sebelum kau pergi. dan semakin nyata ketika kau pergi.ternyata aku benar2 sayang.

seharusnya kau tidak menyimpanmu terlalu dalam.
kau ada, kau masih ada, dan bisa saja kebersamaan itu masih bisa kita rasakan lagi, tapi saat ini rasanya berbeda.

sepertinya aku hanya perlu mendoakan,untuk saat ini.
dan mengembalikan kendali diri, secara sepenuhnya. pada diriku sendiri. mengalihkan semuanya pada Allah.

baik sekali cara Allah menegurku, menjadikan dirimu pergi. menutup semuanya dengan seperti ini.

oke baik, sekali lagi, baiklah. aku harus menyelesaikan ini dengan diriku sendiri.

tidak ada kita, tidak ada. yang ada hanyalah aku, lalu kamu. tidak ada keterikatan. kamu tidak akan meolongku mempertanggungjawabkan semua perasaan ini dihadapan Allah. kamu tidak akan membantuku dan meringankan dosaku dihadapan-Nya, karena aku yang bertanggungjawab penuh atas perasaanku ini.

baik, aku hanya perlu menerimanya.
aku punya kisah yang baik dengannya, aku punya waktu yang banyak dengannya, aku punya cerita bermakna yang akan menarik untuk diceritakan kepada banyak orang kelak.

bahwa aku punya, aku punya, seseorang yang benar2 membagi hatinya. menjaga setulusnya. mengangkat aku ketika aku benar2 jatuh, dan memastikan aku baik-baik saja hingga aku sampai diujung perjalanan.

bukankah seharusnya aku bersyukur memiliki yang sepertinya ?
yang dia berikan hanya untukku di detik itu, disaat itu. benar2 untukku. tanpa perl kupikirkan apakah disaat yang lain dia berikan ke orang lain.

harusnya aku mengenang semua ini dengan baik, melepas kepergiannya dengan baik.. dia berhak menerima perlakuan yang baik ketika hendak pergi. dan aku malah berkutat dengan egoku, mengurung diri dan hati. bahkan sampai kesempatan itu datang lagi, aku masih tetap mndiamkannya.

sungguh apa salahnya ci ? semuanya sebenarnya salahmu.

ya Allah, kak, maaf..

aku benar-benar tidak merasa bahwa kau pergi. aku yakin beberapa waktu lagi kau akan datang, entah dengan tujuan apa. hanya sekedar menengokku, memastikan keadaanku. atau nanti kita akan bertemu lagi dengan takdir yang lain.

ketika hari itu datang, harus kupastikan bahwa aku meminta maafmu.

akhir-akhir ini

akhir akhir ini aku kembali berpikir. tentang banyak hal yang sudah kulewati. tentang banyak peristiwa yang mengalir. tentang ini dan itu. tentang keputusan yang sudah kuambil, atau yang tengah kujalani. apakah semuanya sudah tepat, apakah itu yang terbaik ?

kini putih hitam menjadi abu, hal yang baik juga memiliki sisi buruk, pun sebaliknya.
apakah memang aku yang menginginkan sebuah keadaan yang kuanggap salah dilakukan,
ataukah hatiku yang tak bersih memaknainya ?

apakah semua yang kita jalani, kita melihatnya hanya dari sudut pandang perasaan kita ?
dan memangnya perasaan kita selalu benar ?

ah , sudah. aku pusing


benar-benar cukup. memang tidak ada yang memintamu untuk melakukannya.

tidak cukupkah berkali-kali Allah patahkan hatimu agar kamu tak berharap kepada selainnya ?