Selasa, 18 April 2017

review sembilan bulan perjalanan



Asa

Ya allah, jika mereka tau apa yang aku lakuin selama ini, aku tak akan sanggup melihat wajah mereka, tak akan sampai hati menggores luka di hati mereka. Ya allah, begitu besar nikmat-Mu padaku, memberikannya sebagai cambukan dalam hidupku. Aku tahu masa SMA adalah masa yang rentan, tapi aku sadar justru disaat itulah Engkau menjagaku, dengan mengahdirkan mereka.

Ya Allah, aku sungguh menerima setiap ketentuan dari-Mu. Sama sekali tidak menyesali ataupun menyayangkan semua yang telah terjadi,pun dengan perpisahan ini,pun dengan jarak ini, ataupun dengan takdir yang membawaku kesini. Sedikitpun tak ada penyesalan karena ini semua titipan dari-Mu.

Perpisahan ini mendekatkan.Mungkin jauhlah yang membuatku akan selalu dekat, meskipun hanya di hati atau dalam doa-doa bisu, dan ingatan yang datang sekilas. Rela. Ya, kami saling merelakan. Aku tahu sulit untuk melangkah pergi, meninggalkan semuanya dibelakang, dan dicabut seketika dan menyisakan ruang hampa,kosong,berbekas. Aku pun tahu persis,melepaskan itu berat. Membiarkan tempat kosong menganga terbuka, membiarkan seseorang pergi yang entah akan akan kembali atau tidak.

Entah sekarang, apa kabar mereka ? para bidadari itu, apa kabar mereka yang dulu setiap hari menyapa,hingga tak ada ruang lagi untuk cinta lainnya. Sudah bermekaran kah bunga bunga itu ? tumbuh menjadi apa ? aku senang, amat senang,ketika melihat melati itu semakin murni,semakin bersih dan wangi, mawar itu semakin memesona,dahlia itu semakin mekar.. andaikan mereka tahu, disini aku masih merindukan taman itu, aku disini memberontak dalam keheningan, berteriak dalam bisu, mencari cari termpat berlabuh yang kutahu persis tak mungkin sama seperti yang dulu kudapatkan.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar